What Your Passion ?
Passion it's not Fashion right ?
Kalau kata orang, passion itu satu hal yang kalau kita kerjain itu, gak ada capenya. Enjoy, begitulah. Sampe lupa waktu. Asal jangan sampe lupa Syahadat, Sholat, Zakat, Shaum, dan Haji. Apa ada orang yang passionnya nepakin nyamuk di kamar ? mungkin aja.
Lalu apa passion-mu ? mancing kah ? nulis, main, shoping, game online, ataukah ngajar ? that's right. Disitulah passion-mu sebenarnya. Ketika kamu merangkai kata sampai lupa waktu atau bahkan dengerin lagu sampai nangis, yaa mungkin itulah passion-mu. Pasion mungkin sama artinya sama hobi. Disaat kamu suka melakukannya, maka kamu akan terus melakukannya. Tak peduli apa yang ada di depanmu. Bahayakah atau semacamnya. Tapi jangan sampai passion-mu itu menikah. Nanti kacau jadinya.
Passion yang sering kita abaikan atau tak tahu menahu apa maknanya, seringkali terlupakan. Padahal, bisa jadi passion-mu itu jadi tulang punggung kehidupanmu. Everything it's possible. Banyak orang yang passionnya di bidang fashion yang berhasil jadi designer sukses. Banyak orang yang pasionnya ngomong yang berhasil jadi MC atau motivator sukses. Banyak orang yang passionnya dagang dan berhasil menjadi entrepreneur muda sukses berkarya. Banyak sekali orang yang passionnya menulis, bikin film, menggambar dan yang lainnya. Mereka sukses menjadi penulis, sutradara, pelukis ataupun di bidangnya masing-masing.
Indonesia bisa sukses jika 2% penduduknya bisa menjadi pembisnis. Hanya saja masih kurang 0,2% untuk mencapai hal itu. Peluang dan kesempatan bertebaran banyak bagi orang yang memahami. Kalau kata orang sunda itu, "Rizki mah moal pahili". Tergantung bagaimana cara kita menanggapi dan mengerjakannya.
Ketika kau sudah menemukan passion-mu. Maka rencanakanlah untuk jauh kedepan. Bagaimana cara memanfaatkan anugerah yang telah diberikan Allah SWT terhadap dirimu. Bagaimana jika pasionnya di Organisasi dan Pendidikan. Maka kerjakanlah jawabannya. Apapun itu, jika kamu suka, maka kerjakan. Seperti aku yang sudah menemukan pasionnya. Hidup dalam organisasi menjadikan kita pandai dan mengetahui bagaimana lapangan sebenarnya, bagaimana dunia sebenarnya. Organisasi pun memperkenalkan aku dengan orang-orang hebat. Lalu dalam bidang pendidikan, aku suka terhadap perlindungan anak khususnya. Bahwa, ternyata aku selama ini hidup dalam kemewahan dan serba ada. Berbeda dengan banyak anak yang kurang beruntung diluar sana. Mereka terbiasa mencari uang dari jendela ke jendela mobil lainnya. Tanpa alas kaki dan pakaian yang layak. Ataupun anak-anak disabilitas yang mereka harus terbiasa melawan kerasnya kehidupan. Mendapat cacian dan makian dari orang-orang bodoh yang tidak dapat memahami mereka. Diluar sana, banyak orang-orang luar biasa yang mengagumkan. Diluar sana, aku dapat belajar banyak apa arti kehidupan yang sebenarnya.
Cerdas itu harus ballance, seimbang. Antara Intelektual, Emosional dan Spiritual. Kalau cerdas intelektual aja gak cukup, maka harus pula cerdas emosional disertai spiritual yang kuat. Bandingkan saja Israel dan Palestina. Dua negara yang selalu bertempur tiada hentinya. Israel dengan Yahudi yang kuat dan cerdas. Dengan Palestina dengan Muslim yang tidak akan pernah bisa terkalahkan. Yahudi memanglah cerdas intelektual, begitupun mereka adalah negara yang cerdas pula emosionalnya. Terlebih dalam mendidik seorang anak. Palestina adalah umat muslim yang tak kalah cerdasnya di bidang intelektual dan emosional. Di negara tersebut, bertebaran para hafidz dan hafidzoh. Unggul pula dalam membangun keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Tapi lihat perbedaan diantara keduanya. Palestina, disaat salah satu anak yang kehilangan orangtua ataupun keluarganya, dia menangis sebentar lalu berdiri tegak kembali semangat sambil melafalkan takbir untuk melawan zionis Iarael dengan berton-ton tank tanpa rasa takut. Namun Yahudi Israel, anak-anaknya berlarian kedalam bawah tanah, mereka menangis sambil mendendangkan musik ketakutan.
Apa yang membuat demikian ? Perbedaan cerdas spiritual lah yang membedakan. Umat muslim punya Agama Islam dan Allah SWT sehingga sampai kapan pun tidak akan pernah terkalahkan. Berbeda dengan Yahudi yang tak percaya akan adanya Allah SWT karena kesombongan mereka terhadap apa yang mereka kerjakan.
Artinya, apapun yang kau sukai, maka kerjakanlah. Jangan terlalu banyak mengeluh pada dunia. Tak ada gunanya memang, karena dunia hanya bisa menyaksian dan kita lagi yang mengerjakan. Berusahalah, dan berjuanglah. Tulis dan lakukan ekspetasimu. Man Jadda Wa Jada.
Bandung, 7 Juni 2014. Dengan segala ketegangan menghadapi SBMPTN yang jatuh pada tanggal 9.
Komentar
Posting Komentar