Kau boleh kembali, kalau kau ingin
"Waktunya pulang, selama kesempatan kedua masih ada. Pintu kembali masih terbuka!" ujar si beruang kepada gadis manis bertopi hitam itu.
***
"Masihkah kau menerima permintaan maafku? dan, aku ingin kembali." Gadis bertopi hitam itu terus merenungi kesalahannya. Hutan yang gersang pun melengkapi suasana siang itu. Kalau saja terik matahari itu semakin memanas, mungkin hutan sudah terbakar habis. Bersama batu tua berukuran besar, gadis itu duduk manis tanpa merasa terganggu dengan cuaca panas yang menimpa.
"Dari kemarin sore, aku sudah memaafkanmu."
Seketika suara itu membuat si gadis menoleh kebelakang.
"Hah? sejak kapan kau berada disitu beruang? kau mengagetkanku. Dan kau mendengar apa yang tadi aku ucapkan?"
Gadis itu bertanya kepada si beruang. Namun, dia sama sekali tak mendapatkan jawaban. Beruang itu tetap diam, lalu menghampiri si gadis dengan tiba-tiba.
"Mau apa kau kesini?" tanya si gadis.
"Untukmu.." jawab si beruang dengan singkat.
Gadis itu menkerutkan dahinya dan berusaha untuk tak menjawab. Merasakan dentuman paling mengenaskan dalam dirinya. Berharap si beruang tak tahu kalau dia merindukannya.
"Kalau kau ingin kembali, kembalilah. Aku tak pernah marah kepadamu. Selalu ada kesempatan kedua, ketiga, keempat bahkan kesempatan keseratus kalinya untukmu. Kau ingin menangis? bersandarlah dibahuku, wahai gadis bertopi hitam. Aku selalu menunggumu, dan mencintaimu" ucap si beruang pada gadis itu.
Tanpa berfikir panjang, gadis itu memeluk si beruang dengan erat.
"Aku merindukanmu beruang.. sungguh. Kenapa kau tak pernah marah kepadaku? aku sudah menyakitimu, beribu-ribu kali. Kenapa kau masih membukakan pintu kembali untukku? Kenapa kau masih mempercayaiku? aku merindukanmu. Kau tahu? tak ada yang bisa menggantikan dirimu. Maafkan aku. Aku tak ingin pergi jauh lagi. Aku berjanji."
"Ya, aku tahu. Aku percaya kau takkan aman diluar sana tanpaku. Badanku besar, aku ditakdirkan untuk menjagamu. Aku tak pernah pergi. Aku selalu berjalan dibelakangmu. Mengawasimu. Kalau sampai terjadi apa-apa denganmu, aku selalu siap. Menjagamu, disampingmu, selamanya. Dan kau harus tau, aku tak pernah marah kepadamu. Aku mencintaimu.
***
Ini bukan tentang kesempatan kedua, pelampiasan atau pelarian. Tapi ini berbicara tentang kesetiaan. Kesetiaan hati untuk tetap senantiasa menjaga, menjaga hati. Kau boleh pergi, asal kau akan kembali atau aku ikut bersamamu.
Kopi hitam sudah mulai dingin. siap diminum. Hei kau! terimakasih sudah mau mendengarkan. Aku merindukanmu. Aku sadar, ternyata aku tak pernah lagi mencintai orang lain terkecuali kau. Rasa cintaku sudah kau bawa pergi. Pergi jauh. Mungkin ini hanya menunggu waktu. Waktu untuk berjalan. Lampu hijau lama menyala. Dari kemarin sore, lampunya kuning terus.
Bandung, dengan pos satpam sekolah dan sepatu baru yang ingin kuinjak ditanggal 20 Agustus 2014.
Komentar
Posting Komentar